Tampilkan postingan dengan label Sesal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sesal. Tampilkan semua postingan

Cinta yang Terakhir



Diliriknya gadis itu, dia sadar dia mungkin hanya bermimpi untuk itu, namun sebuah harapan yang telah lama diendapkan dalam hatinya tak pernah ia bersihkan.

Dalam diam dia terus mencari, mencari sebuah harapan. Dalam tumpukan sampah sebuah cinta yang telah lama di buang. Terkadang itu selalu membuatnya malah terhanyut didalamnya.

Waktu telah lama tergantikan, namun nama gadis yang sedang dia pandang itu masih terus tersimpan, dia tak mungkin bisa melupakannya begitu saja.

"Maafkan aku Ga, kamu memang tidak salah, namun keadaan yang telah memaksa aku untuk buat keputusan ini. Bukan aku tak menghargai empat tahun kebersamaan kita, namun aku merasa kita memang sudah tidak lagi sejalan, tak ada gunanya kita terus mempertahankan hubungan ini jika akhirnya harus ada yang terluka."

"Kamu tak tahu bagaimana terlukanya aku dengan keputusan mendadak kamu ini."


Sesal




Matahari terbenam layak bayi menutup matanya, perlahan, terkantuk-kantuk. Aku berjalan mengitari jalan ini untuk ke dua kalinya tapi perasaan ini jauh lebih melelahkan dua ratus kalinya.

Akankah ia datang?

Akankah ia menemputku?

Aku bosan dengan semua penantian ini...

Dua tahun lalu, di tempat ini kami berjanji bahwa hari ini kami akan bertemu kembali. Menyamakan hati menyatukan jiwa kami yang terluka.