"Ji, jujur aku nggak bisa lagi menahan semua perasaan yang meluap-luap ini," ucapku kikuk pada sosok lelaki kurus semampai yang sedang berdiri kaku di hadapanku.
"Jadi?" tanyanya dengan kikuk pula.
"Aku rasa, kamu sudah tahu tentang isi hati aku. Kalau boleh jujur, kamu itu cinta pertama aku. Kamu bisa membuat aku mengerti cinta yang sebenarnya. Dan...," tiba-tiba kata-kataku dipotong.
"Sya, aku mau minta maaf sebelumnya. Sebenarnya aku," Eji menggantung ucapannya
"Sebenarnya apa Ji?" tanyaku dengan harap-harap cemas. Mataku terus menatapnya, mencari-cari sebuah jawaban lewat mata elangnya itu.
"Jadi?" tanyanya dengan kikuk pula.
"Aku rasa, kamu sudah tahu tentang isi hati aku. Kalau boleh jujur, kamu itu cinta pertama aku. Kamu bisa membuat aku mengerti cinta yang sebenarnya. Dan...," tiba-tiba kata-kataku dipotong.
"Sya, aku mau minta maaf sebelumnya. Sebenarnya aku," Eji menggantung ucapannya
"Sebenarnya apa Ji?" tanyaku dengan harap-harap cemas. Mataku terus menatapnya, mencari-cari sebuah jawaban lewat mata elangnya itu.